Selasa, 07 Oktober 2014

MAKALAH KURIKULUM INTI DAN KURIKULUM MUATAN LOKAL


MAKALAH
KURIKULUM INTI DAN KURIKULUM MUATAN LOKAL



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Saat ini negara Indonesia telah masuk ke dalam era globalisasi, tentu segala sesuatu telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Yang harus didukung juga oleh pendidikan, sehingga pendidikan tersebut membuat masyarakat bisa hidup dalam era globalisasi yang memerlukan kemampuan dari individu-individu itu.
            Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari kurikulum yang mencetak siswa-siswanya.
            Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Berhasil tidaknya suatu pendidikan, tentu akan sangat tergantung pada kurikulum.
            Kurikulum yang disusun dipusat terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik diseluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Kurikulum tersebut dinamai kurikulum nasional atau kurikulum inti dan kurikulum  yang disusun di daerah – daerah disebut kurikulum muatan local.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian kurikulum inti  ?
b.      Apa dasar pelaksanaan kurikulum inti ?
c.       Apa komponen-komponen dalam kurikulum inti ?
d.      Apa pengertian kurikulum muatan lokal ?
e.       Apa ruang lingkup kurikulum muatan lokal ?
f.       Apa fungsi kurikulum muatan lokal ?
g.      Apa tujuan dari kurikulum muatan lokal ?
h.      Apa dasar pengembangan kurikulum muatan lokal ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.22
2.2hjudgfjd 
 2.1 KURIKULUM  INTI
2.1.1  Pengertian Kurikulum Inti (core curriculum)
       Menurut caswell, seperti dikutip dalam nasution (1993: 115), define kurikulum inti adalah sebagai berikut : "a continous, careful planned series of experience which are based on significant personal and social problems and which involve learning of common concern to all youth"
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kurikulum inti adalah :
          kurikulum inti merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan;
          direncanakan secara terus menerus sebelum dan selama dijalankan;
          berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi;
          berdasarkan pribadi dan social;
          diperuntukan bagi semua siswa, karenanya termasuk pendidikan umum.
 Kurikulum inti disebut juga sebagai kurikulum nasional, karena kurikulum inti disusun dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan para lulusan menjadi manusia indonesia seutuhnya (uuspn no. 2 tahun 1989, pasal 4) yang tentunya selalu memperhatikan pada kebutuhan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.

2.1.2 Dasar Pelaksanaan Kurikulum Inti/Nasional
       didalam pelaksanaan kurikulum terdapat banyak factor yang harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dari kurikulum tersebut adapun didalam penyusunanya kurikulum mempunyai landasan yang terdiri dari landasan ideal , landasan hukum dan landasan teori . Landasan ideal berupa UUD 1945, pancasila dan tap MPR tentang GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional dan tujuan pendidikan nasional.

Ladasan hukum berupa peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 29 tahun 1990, tentang pendidikan menengah, keputusan mendikbud Nomor 060/UU/1993 tentang kurikulum sebagaimana tercantum dalam landasan program pengembangan kurikulum. Landasan teori berupa buku landasan program dan pengembangan kurikulum yang memuat tentang pedoman dalam pengembangan kurikulum dan buku pelaksanaan kurikulum terdiri atas pedoman kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran.



2.1.3  Komponen -komponen dalam Kurikulum Inti
       Kurikulum inti atau nasional didalam penyusunannya juga harus sesuai dengan tingkatan pendidikan masing – masing. seperti kurikulum nasional pada pendidikan dasar terdiri dari
1.       pendidikan pancasila
2.       pendidikan agama
3.       pendidikan kewarganegaraan
4.       bahasa indonesia
5.       membaca dan menulis
6.       matematika
7.       kerajinan tangan dan kesenian
8.       menggambar
9.       pendidikan jasmani
 Komponen – komponen sebagai dasar dalam penyusunan kurikulum inti terdiri dari tujuan, isi, metode (tehnik menyampaikan dalam proses belajar mengajar), evaluasi program. menurut tyler, kurikulum menyangkut hal-hal berikut
1.       Tujuan yang akan dicapai
2.       Isi materi apa yang harus diprogramkan untuk mencapai tujuan tersebut
3.       Bagaimana isi kurikulum itu diorganisasikan
4.       Bagaimana mengetahui bahwa tujuan yang akan dicapai dimiliki peserta didik

 
 
2.2 KURIKULUM MUATAN LOKAL

2.2.1 Pengertian Kurikulum Muatan Lokal

         Kurikulum muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan  yang isi (bahan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan muatan lokal)  dan media penyampaiannya (metode dan sarana yang digunakan dalam penyampaian isi muatan lokal) dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa.

Kegiatan belajar mengajar yang bermuatan lokal harus mencakup baik isi maupun media penyampaiannya. Misal; pada suatu daerah tertentu dianggap perlu melestarikan pakaian tradisionalnya, sedangkan dalam kurikulum sekolah terdapat pokok bahasan kebutuhan pakaian, selain fungsi dan jenis pakaian secara nasional, guru juga membahas tentang pakaian adat, cara memakainya, dan kapan, serta dimana pakaian adat tersebut pantas dipakai, baik masa kini maupun masa lalu. Disamping itu juga guru mengajak siswa untuk menunjukan apa perbedaan adat masa lampau dengan masa sekarang dan persamaan dalam nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Cara penyajian sederhana dapat menggunakan gambar-gambar yang melukiskan penggunaan pakaian adat masa lampau dan masa sekarang. Dengan cara demikian maka isi dan media penyampaian dapat menunjang tercapainya tujuan muatan lokal yaitu antara lain; siswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungannya serta terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.

Lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup yang mencakup komponen hewan dan tanaman beserta tempatnya, dan hubungan timbal balik antara komponen tersebut. Jadi, dalam lingkungan alam terdapat ekosistem antara lain; kolam, sungai, hutan, sawah, keindahan alam, dan sebagainya.
Lingkungan sosial adalah Lingkungan yang mencakup hubungan timbal balik (interaksi) antara manusia satu dengan yang lainnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Misal; interaksi antara manusia yang terdapat dalam lingkungan sekolah, lingkungan kelurahan/desa, rukun tetangga, dan lembaga-lembaga formal, seperti koprasi unit desa, puskesmas, dan lembaga-lembaga informas lainnya seperti; majelis Ta’lim, majelis Da’wah Islamiah dan sebagainya.
Lingkungan budaya adalah lingkungan yang mencakup segenap unsur budaya yang dimiliki masyarakat di suatu daerah tertentu. Termasuk di dalamnya antara lain adalah kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang umumnya tidak tertulis (misalnya; tatakrama, cara pergaulan, etika dengan orang tua, dengan tetangga), nilai-nilai serta penampilan perlambang-perlambang yang menyatakan perasaan, yang antara lain terdapat dan kesenian daerah.
 

        Perpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya hakikatnya membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang disebut  dengan pola kehidupan. Jadi pola kehidupan masyarakat mencakup interaksi antara anggota masyarakat tersebut yang meliputi interaksi antara individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lainnya baik secara formal dan informal. Dalam kenyataannya pola kehidupan suatu masyarakat dapat berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan alamnya dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Kebudayaan masyarakat mencakup antara lain; gagasan, keyakinan, pengetahuan, aturan dan nilai, dan simbol-simbol yang di gunakan untuk menanggapi lingkungannya. Dengan demikian, pengembangan bahan pelajaran muatan lokal yang mengacu pada pola kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam mengembangkan wawasan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. 

2.2.2  Ruang Lingkup Kuikulum Muatan Lokal

Ruang lingkup kurikulum muatan lokal adalah sebagai berikut:

·         Lingkup isi muatan lokal didasarkan pada keadaan daerah, kebutuhan lingkungan dan kebutuhan siswa yang akan belajar.

·         Lingkup sekolah.
·         Lingkup wilayah.
2.2.3  Fungsi Kurikulum Muatan Lokal
Secara umum fungsi kurikulum muatan lokal adalah:
·         Mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-nilai dan mengembangkan kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu pendidikan dan jati diri masyarakat Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
·         Menumbuhkan dan mengembangkan sikap senang bekerja, bergaul, memelihara, dan meningkatkan cita rasa keindahan, kebersihan, kesehatan, serta ketertiban, dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara Indonesia yang bertanggung jawab.

2.2.4  Tujuan Muatan Lokal

            Secara umum program muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan prilaku bersedia melestarikan dan mrngembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan setempat.

           


            Perumusan tujuan penerapan muatan lokal yang tercantum dalam lampiran surat keputusan mendikbud No. 0412/U/1987 tersebut di atas itu bersifat umum. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 36 ayat 3 dicantumkan bahwa, kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara Kesatuan RI dengan memperhatikan antara lain keragaman potensi daerah dan lingkungan. Lalu pada pasal 37 ayat 1 ditegaskan bahwa, kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat antara lain muatan lokal. Karna itu dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengengembangkan gagasan muatan lokal. Tujuan tersebut pada dasarnya dapat di bagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu; tujuan langsung (yang dapat segera dicapai) dan tujuan tidak langsung (yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya).


a.       Tujuan Langsung
·        Bahan pengajaraan lebih mudah diserap oleh murid.
·  Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan  pendidikan.
·     Murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
·    Murid dapat lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkunagan budaya yang terdapat didaerahnya.
b.      Tujuan Tidak Langsung
·        Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
·       Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri    dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
·   Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan lingkungannya sendiri.
Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, maka besar kemungkinan murid dapat mengamati, melakukan percobaan atau kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengelola, menemukan informasi sendiri dan menggunakan informasi itu untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar, belajar tentang lingkungan dalam lingkungannya sendiri mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak.
2.2.5  Dasar Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
            Muatan lokal merupakan gagasan-gagasan seseorang tentang kurikulum yang antara lain memuat pandangannya terhadap suatu pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Suatu gagasan pada dasarnya hars memiliki landasan-landasan tertentu agar dapat dibina dan dikembangakan sesuai dengan harapan dari pencetusannya.

Muatan lokal memiliki 4 macam landasan, yaitu :
a.       Landasan Ideal
Mengingat muatan lokal merupakan bagian dari kurikulum, maka muatan lokal juga harus dikembangkan berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pad khususnya. Di samping itu muatan lokal juga perlu dikembangkan berdasarkan UU.RI.No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah Indonesia sebagai akibatnya.

b.      Landasan Hukum
Landasan hukum tentang muatan lokal adalahsebagai berikut :
·         Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, No.0412/U/1987 tentang penerapan Muatan Lokal  KutikulumSekolah Dasar.
·         Keputusan direktur jendral pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987 tanggal 7 Oktober 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Muatan Lokal kurikulum Sekolah Dasar.
·         Undang-Undang Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 pasal 1, pasal 37, pasal 38 ayat 1 dan pasal 39 ayat 1.
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 14 ayat 3 dan 4 dan pasal 37.
·         Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 2 dan 3 dan pasal 37 ayat 1.
c.       Landasan Teoritik
Landasan teoritik muatan lokal untuk  Sekolah Dasar sebagai berikut;
·         Tingkat kemampuan berfikir murid sekolah dasar mengharuskan kita menyajikan bahan kajian yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat kongkrit sampai tingkat abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir ini ditunjang antara lainteori belajar dari Ausubel (1969) dan konsep asimilasi dari Jean Peaget (1972) yang pada intinyamenyatakan bahwa sesuatu yang baru haruslah dipelajari berdasarkan apa yang telah dimiliki siswa. Penerimaan gagasan baru dengan bantuan pengetahuan yang telah ada ini sebenarnya telah dikemukakan oleh Fiedrich Herbart (1776-1841) yang dikenal dengan istilah apersepsi.
·         Pada dasarnya anak-anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar tentang segala sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Karena itu mereka selalu akan gembira bila dilibatkan secara mental, fisik dan sosialnya dalam mempelajari sesuatu. Mereka akan senang bila diberi kesempatan untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya yang penuh dengan sumber belajar.




d.      Landasan Demografik

      Keindahan bangsa dan negara Indonesia terletak pada keanekaragaman pada pola kehidupan dari beratus-ratus suku bangsa yang tersebar di beribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Kekaguman terhadap bangsa Indonesia telah di nyatakan oleh hampir seluruh bangsa di dunia, karena keanekaragaman tersebut oleh falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Keanekaragaman tersebut bukan saja ada pada bidang budayanya saja, melainkannya juga pada keanekaan alam, fauna dan floranya serta kehidupan sosialnya. Semuanya itu merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan muatan lokal.
      Selain landasan pemikiran tersebut pengembangan muatan lokal juga didorong oleh kenyataan yang menunjukan bahwa banyak siswa Sekolah Dasar terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah yang antara lain disebabkan oleh :
·         Keadaan sosial ekonomi orang tua murid.
·         Kurang sesuainya kurikulum Sekolah Dasar dengan kebutuhan murid.
·         Salah satu faktor penyebab urbanisasi adalah karena pendidikan belum dapat memberikan kemampuan kepada murid untuk mengenal dan memanfaatkan keadaan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang ada di sekitarnya untuk mengembangkan pribadi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya didaerah tempat asalnya.
·         Mengingat berbagai sebab tersebut diatas, maka tujuan-tujuan yang telah ditetapkan diharapkan dapat dicapai melalui gagasan dan penerapan muatan lokal di Sekolah Dasar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar